About Me
- BLOGNYA ELHY
- makassar, sulawesi selatan, Indonesia
- profesi yang menjadi pilihan hidup, dan sangat bangga sebagai seorang perawat. berekspresi, berkreasi, dan berinovatif.... semangat selalu .......
Followers
Text Widgets
Awalnya memang sulit, namun betapa bahagianya dirimu ketika kau mampu meraihnya.
SELALU SEMANGAT & OPTIMIS
DISERTAI ACTION AND CONSISTENT.
Come On...!!!
arah hidupku menentukan tujuanku
kini adalah saat ini dan waktupun terus bergulir
tapak demi tapak
detik demi detik
tak ada yang tahu kapan terhenti
sedetik begitu berharga
selangkah begitu berarti
tujuanku tercapai
saat ku mulai langkahku saat ini
Created: semangat YA (blognya elhy)
Links Fave
Another Templates
Pages
GASTRITIS
a. Pengertian
Gastritis adalah Suatu peradangan pada mucosa lambung yang dpt bersifat akut, kronik atau lokal.
b. Etiologi
• Gastritis akut:
v Pemakaian sering obat-obatan NSAID seperti aspirin yang tanpa pelindung selaput enterik
v Peminum alkohol
v Perokok berat
v Stres fisik (luka bakar)
v Keracunan makanan (enterotoksin)
Gastritis kronik atau tipe spesifiknya dpt tampak terutama pd keadaan klinik berikut:
- Penderita dgn ulkus peptikum
- Hubungan dgn karsinoma lambung
- Pd penderita dgn anemia
- Pd penderita setelah gastrektomi
- Pd org sehat terutama usia tua
c. Patofisiologi
• Penyebab (konsumsi obat NSAID, alkohol..) ® perfusi mukosa lambung terganggu ® timbul infark kecil/ perdarahan ® erosi mukosa lambung sekresi asam lbg, keadaan asam pd mucosa lbg dpt mempercepat keusakan mukosa
Kembung, mual, muntah, nyeri epigastrium
Manifestasi klinik
- Gastritis akut
- nyeri epigastrium, mual, kembung muntah,
- Dpt ditemukan hematemesis dan melena.
2. Gastritis kronis
Kebanyakan tdk mempunyai keluhan, hanya sbg mengeluh nyeri ulu hati, anoreksia, nausea
Pengkajian
• Apakah pasien mengeluh nyeri ulu hati, tdk dpt makan, mual dan muntah
• Kapan terjadinya gejala, apakah sbm makan, stl makan, stl mencerna makanan pedas, obat-obatan tertentu atau alkohol
• Apakah gejala berhubungan dgn ansietas, strees, alergi, makan minum terlalu byk atau makan terlalu cepat
• Bagaimana gejalanya berkurang atau hilang
• Apakah ada riwayat peny. Lambung sebelumnya
• Apakah psn ada muntah darah atau tdk
• Adakah nyeri tekan abdomen
• Dehidrasi atau perubahan turgor kulit atau membran mucosa kering.
Diagnosa keperawatan
- Nyeri berhubungan dgn adanya iritasi mucosa lambung
- Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d intake nutrisi tdk adekuat
- Hipertermia b.d pelepasan pirogen dan endogen
- Resiko gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b.d penurunan cairan intravaskuler
Resiko kekurangan volume cairan b.d ketidakcukupan masukan cairan dan kehilangan cairan berlebihan akibat muntah
6. Kecemasan b.d kurang pengetahuan
7. Kurang pengetahuan b.d kurang informasi
Perencanaan dan intervensi
Tujuan :
• Menghilangkan nyeri
• Mempertahankan intake nutrisi tetap adekuat
• Mengatasi hipertermia
• Memepertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
• Mempertahankan volume cairan tubuh
• Mengurangi ansietas
h. Intervensi keperawatan
1. Menghilangkan nyeri:
• Anjurkan klien u/ mempelajari tehnik relaksasi
• Anjurkan klien utk menghindari makanan dan minuman yang mengiritasi lbg, misalnya alkohol
• Anjurkan klien utk menggunakan pola makan pd interval yang teratur
2. Mempertahankan nutrisi tetap adekuat
• Berikan makan dlm porsi kecil tapi sering dan tdk mendorong irirtasi
• Berikan makanan padat sesegera mungkin
• Berikan minum yang tdk mengandung kafein
3. Mengatasi hipertermia
• Pantau tanda-tanda vital setiap 2 jam
• Berikan kompres dingin
• Penatalaksanaan pemberian antipiretik sesuai indikasi
Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
• Pantaumasukan dan haluaran cairan setiap hari
• Observasi adanya indikasi gatritis hemoragik
• Beri munim 6-8 gelas air setiap hari
Mempertahankan volume cairan tubuh
• Observasi intake dan out put cairan
• Observasi tanda-tanda dehidrasi
6. Mengurangi ansietas
• Dorong klien u/ mengekspresikan masalah dan rasa takut
• Bantu klien mengidentifikasi situasi yang menimbulkan ansietas
• Ajarkan strategi penatalaksanaan stres
Meningkatkan pengetahuan klien tentang penyakitnya
• Kaji tingkat pengetahuan klien
• Berikan informasi yang diperlukan dgn menggunakan kata yang tepat dan waktu yang sesuai
• Yakinkan klien bahwa penyakitnya dpt diatasi
Hasil yang diharapkan
- Menghindari makan-makanan yang mengiritasi atau makanan yang mengandung kafein/alkohol
- Melaporkan nyeri berkurang
- Tanda-tanda vital dlm batas normal
- Keseimbangan cairan dan elektrolit dpt dipertahankan
- Volume cairan tubuh tetap terjaga
- Menunjukkan berkurangnya ansietas
- Mengekspresikan minat dlm belajar bagaimana mengatasi penyakitnya
INCONTINENSIA COLON
ANATOMI DAN FISIOLOGI
Usus besar atau colon berbentuk saluran muscular beronga yang membentang dari secum hingga canalis ani dan dibagi menjadi sekum, colon (assendens, transversum, desendens, dan sigmoid), dan rectum. Katup ileosekal mengontrol masuknya kimus ke dalam kolon, sedangkan otot sfingter eksternus dan internus mengotrol keluarnya feses dari kanalis ani.
Inkontinensia colon adalah suatu keadaan tidak mampu mengotrol BAB dan udara dari anus, BAB encer dan jumlahnya banyak. Umumnya disertai dengan gangguan fungsi spingter anal, penyakit neuromuskuler, trauma spinal cord, dan tumor spingter anal eksternal. Pada situasi tertentu secara mental pasien sadar akan kebutuhan BAB tapi tidak sadar secara fisik. Kebutuhan dasar pasien tergantung pada perawat.
PENYEBAB
1. Konstipasi
2. Impaksi fekal
3. Diare
4. Penggunaan laksatif dan enema
5. Medikasi
6. Gangguan fungsi saraf
7. Penurunan mobilitas
8. Diabetes melitus
9. Divertikulitis
10. Kanker usus
11. Radang rektum (proctitis)
12. Prolaps rektal
13. Chron’s disease
14. Sindrom malabsorbsi
15. Colitis iskemik
PATOFISIOLOGI INCONTINENSIA
Kontinensia meliputi sensasi rectum dan anus untuk mendeteksi pengisian rectum dan peneluaran cairan, feses dan flatus. Kapasitas reservoir dari rectum dan colon distal membuat pengumpulan feses dalam periode waktu yang berbeda. Koordinasi spincter ani internal dan eksternal berperan untuk memblokade menghasilkan defekasi. Otot dasar panggul terutama musculus puborektal, mencegah kontinensia melalui perlambatan pasase feses.
PENGOBATAN
Inkontinensia colon dapat diobati. Pengobatan dapat menurunkan atau mengurangi episodenya dalam >50% pasien tidak mandiri.
Impaksi fecal perlu terapi adekuat. Setelah kolon dibersihkan, pasien dengan imobilitas atau kegagalan fungsi harus diet tanpa serat dan perlu enema profilaksis 1-2 kali seminggu untuk mencegah kekambuhan.
Pasien inkontinensia colon tanpa konstipasi dan impaksi fecal perlu terapi medikamentosa, biofeedback dan operasi. Obat yang paling efektif adalah opioid antidiare, loperamide dan kombinasi difenoksilat dan atropin. Pasien diare kronis perlu loperamid 4 mg per oral yang secara signifikan menurunkan frekuensi episode inkontinensia, urgensi dan meningkatkan tahanan sfingter ani waktu basal.
Inkontinensia colon yang berhubungan dengan kegagalan kapasitas reservoir atau kelainan neurogenik akibat fungsi colorectal, perlu program defekasi terencana dan pembatasan serat untuk mengurangi volume feses sehingga menurunkan inkontinensia colon. Bila inkontinensia colon menetap, perlu loperamide maksimal 16 mg/hari dalam dosis terbagi supaya menurunkan frekuensi defekasi.
Biofeedback sering efektif untuk inkontinensia colon dengan kelainan rectosfingter. Balon manometri membantu sensasi distensi rectal dan koordinasi kontraksi sfingter eksternal dan internal melalui distensi rectal tesebut. Manometer anorectal memperlihatkan secara visual supaya pasien dapat meerasakan ketika terjadi respons sfingter; pasien berusaha mengikuti untuk mereproduksi respon yang cukup. Meskipun tes ini tergolong sulit diikuti lansia karena pengaruh kecemasan dan defisit kognitifnya, tapi tes ini berhasil sampai 70% dalam memotivasi pasien , mengerti perintah dan memiliki berbagai tingkat sensasi rectal .
Operasi disarankan bagi pasien yang gagal merespons obat dan megalami kerusakan sfingter ani.
Akibat buruk dari inkontinensia colon adalah prolaps ani, resuspensi atau proctopexy dapat mencegah perburukan prolaps dan dapat digabungkan dengan rectosigmoidectomi untuk memperbaiki kontinensia pada 2/3 pasien. Pasien dengan prolaps rectal total, operasi hanya disarankan bila terapi konservatif gagal karena prosedurnya tidak mudah dilakukan dan mudah menimbulkan komplikasi.
PENCEGAHAN
1. Diet teratur; makan berserat dan berselulosa penting untuk mendukung volume fekal
2. Intake cairan yang adekuat: 2-3 liter/hari
3. Meningkatkan aktivitas fisik guna merangsang peristaltik usus
4. Menghindari kecemasan dan depresi
5. Menghindari kebiasaan menahan defekasi
6. Menghindari penggunaan obat-obatan psikotik seperti narkotik, morfin, dan kodein
7. Menghindari penggunaan laksatif berlebihan
Source:
Brooker, C., 2001. Kamus saku Keperawatan.EGC.
Faecal incontinence.http://www.liv.ac.uk/geriatric medicine/textbook main.htm.
Faecal incontinence in older people.2007.http://www.irishhealth.com/index.html
I am Stopping TB
Menurut data WHO (2006),
Cara Penularan TB
Penyakit ini dapat menular kapanpun dan dimanapun kita berada. Apalagi kita sebagai bagian dari negara yang tercinta ini tentu memiliki risiko tinggi untuk terjangkiti salah satu pembunuh nomor satu kelompok penyakit infeksi yang telah banyak menjadi korbannya. Adapun cara penularannya yaitu ditularkan langsung oleh penderita TB BTA positif. Yaitu ketika batuk atau bersin, penderita menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk percikan dahak (droplet nuclei). Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak. Umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana percikan dahak berada dalam waktu yang lama. Ventilasi dapat mengurangi jumlah percikan, sementara sinar matahari langsung dapat membunuh kuman. Percikan dapat bertahan selama beberapa jam dalam keadaan yang gelap dan lembab.Seorang pengidap TB BTA positif bisa menularkan penyakit itu pada 10 sampai 15 orang dalam setahun.
Risiko menjadi sakit TB
- Hanya sekitar 10% yang terinfeksi TB akan menjadi sakit TB.
- Dengan ARTI 1%, diperkirakan diantara 100.000 penduduk rata-rata terjadi 1000 terinfeksi TB dan 10% diantaranya (100 orang) akan menjadi sakit TB setiap tahun.
- Sekitar 50 diantaranya adalah pasien TB BTA positif.
- Faktor yang mempengaruhi kemungkinan seseorang menjadi pasien TB adalah daya tahan tubuh yang rendah, diantaranya infeksi HIV/AIDS dan malnutrisi (gizi buruk).
- HIV merupakan faktor risiko yang paling kuat bagi yang terinfeksi TB menjadi sakit TB. Infeksi HIV mengakibatkan kerusakan luas sistem daya tahan tubuh seluler (Cellular immunity), sehingga jika terjadi infeksi oportunistik, seperti tuberkulosis, maka yang bersangkutan akan menjadi sakit parah bahkan bisa mengakibatkan kematian.
- Bila jumlah orang terinfeksi HIV meningkat, maka jumlah pasien TB akan meningkat, dengan demikian penularan TB di masyarakat akan meningkat pula.
UPAYA PENANGGULANGAN TB
Penanggulang TB dilakukan melalui strategi DOTS. Strategi DOTS terdiri dari 5 komponen kunci:
- Komitmen politis
- Pemeriksaan dahak mikroskopis yang terjamin mutunya.
- Pengobatan jangka pendek yang standar bagi semua kasus TB dengan tatalaksana kasus yang tepat, termasuk pengawasan langsung pengobatan.
- Jaminan ketersediaan OAT yang bermutu.
- Sistem pencatatan dan pelaporan yang mampu memberikan penilaian terhadap hasil pengobatan pasien dan kinerja program secara keseluruhan.
Melalui strategi DOTS (Directly Observed Treatment, Shortcourse chemoterapy) yang direkomendasikan WHO dan Bank Dunia diharapkan dapat memberikan sumbangsih dalam upaya penanggulangan TB di
Melihat perkembangan TB saat ini tentu saja menjadi tantangan pemerintah untuk melaksanakan hal tersebut, terlebih melihat keterbatasan yang dimiliki. Untuk itulah, pemerintah membentuk suatu suatu forum kemitraan gerakan terpadu nasional penanggulangan tuberkulosis, yang lebih dikenal dengan Gerdunas-TB.
Dan kita sebagai bagian dari masyarakat memiliki risiko tinggi terjangkit TB, sudah adakah sumbangsih yang kita lakukan untuk ikut menanggulangi penyakit ini?
World TB Day
Acara “Hari TB Sedunia” atau “World TB Day” diperingati tanggal 24 Maret setiap tahunnya. Pada tahun 2008 ini, merupakan Peringatan Hari TB Sedunia ke 126, dengan tema “I Am Stopping TB” atau dalam bahasa
Di balik kalimat I am stopping TB terkandung arti bahwa siapa saja dapat berperan aktif dalam membantu oranglain yang membutuhkan akses untuk mendapatkan diagnosis TB yang akurat dan pengobatan yang efektif.
Siapakah yang dapat berperan dalam penanggulangan TB?
- Pasien dapat berperan dengan berpartisipasi secara aktif untuk kesembuhan dirinya sendiri dan menjalankan pengobatan sesuai dengan petunjuk petugas kesehatan. Pasien juga dapat membantu menemukan pasien lainnya dengan memperhatikan orang-orang di sekitarnya yang mempunyai gejala TB dan mengajak mereka memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan terdekat. Setelah sembuh pasien dapat berperan menjadi kader di lingkungannya
- Petugas Kesehatan dapat berperan dengan tetap waspada dengan gejala-gejala TB dan membantu menyediakan diagnosa tepat pada waktunya dan pengobatan yang dibutuhkan.
- Ilmuwan dapat berperan dengan melakukan penelitian yang dibutuhkan untuk mengembangkan diagnosa, obat TB dan vaksin TB yang baru.
Guru dapat berperan dengan memberikan pengetahuan kepada para siswanya tentang penyakit TB ini. - Masyarakat dapat berperan dengan cara berbagi informasi untuk membantu pencegahan penyakit ini dan membantu pencarian pengobatan bagi orang di sekitarnya yang membutuhkan.
Source:
http://www.suarapembaruan.com/News/2004/03/18/index.html
http://www.tbcindonesia.or.id/
ASTHMA
1. PENGERTIAN
Asma adalah penyakit yang disebabkan oleh peningkatan respon dari trachea dan bronkus terhadap bermacam –macam stimuli yang ditandai dengan penyempitan bronkus atau bronkhiolus dan sekresi yang berlebih – lebihan dari kelenjar – kelenjar di mukosa bronchus
II. ETIOLOGI
1. Faktor Ekstrinsik
Asma yang timbul karena reaksi hipersensitivitas yang disebabkan oleh adanya IgE yang bereaksi terhadap antigen yang terdapat di udara (antigen – inhalasi ), seperti debu rumah, serbuk – serbuk dan bulu binatang
2. Faktor Intrinsik
· Infeksi :
- virus yang menyebabkan ialah para influenza virus, respiratory syncytial virus (RSV)
- bakteri, misalnya pertusis dan streptokokkus
- jamur, misalnya aspergillus
· cuaca :
perubahan tekanan udara, suhu udara, angin dan kelembaban dihubungkan dengan percepatan
· iritan bahan kimia, minyak wangi, asap rokok, polutan udara
· emosional : takut, cemas dan tegang
· aktifitas yang berlebihan, misalnya berlari
III. PATOLOGI
Asma ialah penyakit paru dengan cirri khas yakni saluran napas sangat mudah bereaksi terhadap barbagai ransangan atau pencetus dengan manifestasi berupa serangan asma. Kelainan yang didapatkan adalah:
1. Otot bronkus akan mengkerut ( terjadi penyempitan)
2. Selaput lendir bronkus udema
3. Produksi lendir makin banyak, lengket dan kental, sehingga ketiga hal tersebut menyebabkan saluran lubang bronkus menjadi sempit dan anak akan batuk bahkan dapat sampai sesak napas. Serangan tersebut dapat hilang sendiri atau hilang dengan pertolongan obat.
Pada stadium permulaan serangan terlihat mukosa pucat, terdapat edema dan sekresi bertambah. Lumen bronkus menyempit akibat spasme. Terlihat kongesti pembuluh darah, infiltrasi sel eosinofil dalam secret didlam lumen saluran napas. Jika serangan sering terjadi dan lama atau menahun akan terlihat deskuamasi (mengelupas) epitel, penebalan membran hialin bosal, hyperplasia serat elastin, juga hyperplasia dan hipertrofi otot bronkus. Pada serangan yang berat atau pada asma yang menahun terdapat penyumbatan bronkus oleh mucus yang kental.
Pada asma yang timbul akibat reaksi imunologik, reaksi antigen – antibody menyebabkan lepasnya mediator kimia yang dapat menimbulkan kelainan patologi tadi. Mediator kimia tersebut adalah:
a. Histamin
- Kontraksi otot polos
- Dilatasi pembuluh kapiler dan kontraksi pembuluh vena, sehingga terjadi edema
- Bertambahnya sekresi kelenjar dimukosa bronchus, bronkhoilus, mukosaa, hidung dan mata
b. Bradikinin
- Kontraksi otot polos bronchus
- Meningkatkan permeabilitas pembuluh darah
- Vasodepressor (penurunan tekanan darah)
- Bertambahnya sekresi kelenjar peluh dan ludah
c. Prostaglandin
- bronkokostriksi (terutama prostaglandin F)
IV. MANIFESTASI KLINIK
1. Wheezing
2. Dyspnea dengan lama ekspirasi, penggunaan otot- otot asesori pernapasan
3. pernapasan cuping hidung
4. batuk kering ( tidak produktif) karena secret kental dan lumen jalan napas sempit
5. diaphoresis
6. sianosis
7. nyeri abdomen karena terlibatnya otot abdomen dalam pernapasan
8. kecemasan, labil dan penurunan tingkat kesadarn
9. tidak toleran terhadap aktifitas : makan, bermain, berjalan, bahkan bicara
V. STADIUM ASMA
1. Stadium I
Waktu terjadinya edema dinding bronkus, batuk proksisimal, karena iritasi dan batuk kering. Sputum yang kental dan mengumpul merupakan benda asing yang merangsang batuk
2. Stadium II
Sekresi bronkus bertambah banyak dan batuk dengan dahak yang jernih dan berbusa. Pada stadium ini anak akan mulai merasa sesak napas berusaha bernapas lebih dalam. Ekspirasi memanjang dan terdengar bunyi mengi. Tampak otot napas tambahan turut bekerja. Terdapat retraksi supra sternal, epigastrium dan mungkin juga sela iga. Anak lebih senang duduk dan membungkuk, tangan menekan pada tepi tempat tidur atau kursi. Anak tampak gelisah, pucat, sianosisi sekitar mulut, toraks membungkuk ke depan dan lebih bulat serta bergerak lambat pada pernapasan. Pada anak yang lebih kecil, cenderung terjadi pernapasan abdominal, retraksi supra sternal dan interkostal.
3. Stadium III
Obstruksi atau spasme bronkus lebih berat , aliran udara sangat sedikit sehingga suara napas hampir tidak terdengar.
Stadium ini sangat berbahaya karena sering disangka ada perbaikan. Juga batuk seperti ditekan. Pernapasan dangkal, tidak teratur dan frekuensi napas yang mendadak meninggi.
VI. KOMPLIKASI
1. Status asmatikus
2. Bronkhitis kronik, bronkhiolus
3. Ateletaksis : lobari segmental karena obstruksi bronchus oleh lender
4. Pneumo thoraks
Kerja pernapasan meningkat, kebutuhan O2 meningkat. Orang asam tidak sanggup memenuhi kebutuhan O2 yang sangat tinggi yang dibutuhkan untuk bernapas melawan spasme bronkhiolus, pembengkakan bronkhiolus, dan m ukus yang kental. Situasi ioni dapat menimbulkan pneumothoraks akibat besarnya teklanan untuk melakukan ventilasi
5. Kematian
Ibnu Qoyyim berkata:
Tatkala ada takdir yang kurang disenangi terjadi pada seorang hamba, maka dia bisa melihat enam macam kesaksian:
- Kesaksian Tauhid, bahwa Allah yang menetapkan takdir itu, menghendaki dan menciptakannya.
- Kesaksian Keadilan, bahwa hukum Allahlahyang terjadi pada takdir itu.
- Kesaksian Rahmat, Rahmat Allah pada sesuatu yang kurang disenangi itumemenangkan MurkaNya.
- Kesaksian Hikmah, dia tidak menakdirkannya sia-sia.
- Kesaksian Pujian, bahwa Allah yang memiliki pujian yang sempurna atas takdir itu dari segala sisiNya.
DEKUBITUS
PENDAHULUAN
- Dekubitus dapat terjadi pada setiap umur, tetapi hal ini merupakan masalah yang khusus pada lanjut usia, kekhususannya terletak pada insiden kejadiannya yang erat kaitannya dengan imobilitas. Istilah dekubitus diambil dari bahasa latin decumbere yang artinya berbaring.
- Dekubitus merupakan salah satu masalah yang sangat penting pada lanjut usia. Istilah lengkapnya ialah gangraena dekubitus.
- Dekubitus merupakan suatu hal yang serius dengan angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi pada penderita lanjut usia, dinegara-negara maju presentase terjadinya dekubitus mencapai 11% dan terjadi dalam 2 minggu perawatan.
DEFENISI
Dekubitus adalah kerusakan/kematian kulit sampai jaringan dibawah kulit, bahkan menembus otot sampai mengenai tulang akibat adanya penekanan pada suatu area yang berlangsung terus menerus sehingga mengakibatkan peredaran darah setempat terhenti sehingga terjadi nekrosis.
Lokasi terjadinya dekubitus : (tempat di atas tonjolan tulang dan tak dilindungi dengan cukup lemak subkutan)
- Sacrum
- Trokhanter mayor
- Spina ischiadica superior-anterior belakang
- Tumit
- Siku
- Kepala bagian
Penyebab dan factor resiko :
1. factor intrinsic, antara lain:
o status gizi, underweight atau overwight
o anemia
o hipoalbuminemia
o penyakit-penyakit neurologik
o keadaan hidrasi/cairan tuuh yang kurang
2. factor entrinsik, antara lain:
o kebersihan tempat tidur
o alat-alat tenun yang kusut dan kotor
o peralatan medik sehingga penderita terfiksasi pada suatu sikap tertentu
3. komplikasi akibat imobilisasi
factor resiko utama terjadinya immobilisasi adalah:
· kontraktur, demensia berat, osteoporosis, fraktur, ulkus
· gangguan penglihatan
· rasa nyeeri pada tulang, otot, sendi
· rasa lemah yang sering kali disebabkan oleh malnutrisi, gangguan elektrolit, anemia, otot tidak gunakan, gangguan neurology (stroke, kehilangan reflek tubuh, neuropati karena DM, malnutrisi dan gangguan vestibuloserebral)
· kekakuan yang sering disebabkan oleh osteoatritis, Parkinson, arthritis rheumatoid, gout, dan obat-obat anti psikotik
· rasa takut jatuh, tidak adanya alat Bantu
· tidak sadar karena pembiusan, pembedahan, koma
TANDA DAN GEJALA DEKUBITUS
Mula-mula kulit tampak kemerahan yang tidak hilang setelah tekana ditiadakan pada tahap dini ini, tidak terlihat nekrosis sebab permukaan kulit masih utuh.
Iskemik dan nekrosis sudah terjadi pada lapisan dalam tetapi baru terlihat setelah beberapa hari berupa kulit yang kemerahan dan mengelupas sedikit. Kemudian terlihat suatu defek kulit. Setelah 1 minggu/10 hari, luas nekrosis kulit dan batasnya menjadi jelas. Biasanya nekrosis ini mencapai tulang atau fascia di dasarnya.
PENAMPILAN KLINIS DEKUBITUS DIBAGI MENJADI
- Derajat I : reaksi peradagan masih terbatas pd epidermis. Tampak sebagai daerah kemerahan atau eritema indurasi atau lecet.
- Derajat II : reaksi yang lebih dalam lagi sampai mencapai seluruh dermis hingga lapisan lemak subkutan.Tampak sebagai ulkus yang dangkal, dengan tepi yang jelas dan perubahan warna pigmen kulit.
- Derajat III : ulkus menjadi lebih dalam, meliputi jaringan lemak subkutan dan menggaung, berbatasan dengan fascia dari otot-otot. Sudah mulai didapat infeksi dengan jaringan nekrotik yang berbau.
- Derajat IV : perluasan ulkus menembus otot sehingga tampak tulang di dasar ulkus yang dapat mengakibatkan infeksi pada tulang atau sendi.
PEMBAGIAN TIPE ULKUS DEKUBITUS
- Tipe normal : Beda temperature sampai di bawah 2,5C dibanding kulit di sekitarny dan akan sembuh dalam perawatan sekitar 6 minggu. Ulkus ini terjadi karena iskemia jaringan setempat akibat tekanan, tetapi aliran darah dan pembuluh2 darah baik
- Tipe arteriosklerotik : beda temperature kurang dari 1C anatara daerah ulkus dan kulit sekitarnya, dan dengan perawatan diharapkan sembuh dalam 16 minggu. Ulkus ini terjadi karena gangguan aliran darah akibat penyakit pd pembuluh darah (arteriosklerotik) ikut berperan di samping factor tekanan.
- Tipe terminal : ulkus dekubitus tipe terminal terjadi pd penderita yg akan meninggal dan tdk dpt disembuhkan.
PENATALAKSANAAN
Pencegahan yg digunakan untuk mencegah terjadinya luka dekubitus terdiri dari 3 kategori :
1) Perawatan kulit dan penanganan dini
· Diawali dgn kewaspadaan untuk mencegah terjadinya dengan mengenal penderita yg beresiko tinggi terjadi dekubitus
· Meramalkan akan terjadinya dekubitus dengan memakai skor Norton. Skor di bawah 14 mwnunjukkan adanya resiko tinggi terjadinya dekubitus
· Menjaga kebersihan kulit penderita dgn memandikan setiap hari
· Meningkatkan status kesehatan penderita
· Mengurangi/meratakan factor tekanan yg mengganggu aliran darah
2) Penggunaan berbagai matras atau alas kaki
· Cara tradisional untuk memperbaiki keadaan suatu ulkus dekubitus, misalnya dengan pemberian madu pd luka ulkus dekubitus
· Kasur khusus untuk lebih membagi rata tekanan yg terjadi pd tubuh penderita
· Regangan pd kulit dan lipatan kulit yg mnyebabkan sirkulasi darah setempat terganggu, dapat dikurangi antara lain dengan cara :
a. Menjaga posisi pasien, dgn ditidurkan rata di tempat tidurnya, sudah dpt didudukkan di kursi
b. Bantalan dari balok penyangga dari kedua kaki, bantal2 kecil untuk menahan tubuh penderita, “kue donat”(dekubitus ring) untuk tumit, dapat mendukung usaha pencegahan dan pengobatan dekubitus.
3). Edukasi pasien
Tim medis yg terlibat di dalam edukasi pasien agar lebih menyadari bahwa tindakannya dlm upaya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pasien untuk mencegah terjadinya luka dekubitus, akan sangat mempengaruhi dlm melakukan tindakan2 untuk mencegah terjadinya dekubitus
KESIMPULAN
Dekubitus terjadi akibat iskemi jaringan yg berlanjut. Tekanan menyebabkan iskemi jaringan dan hal ini lebih berat terjadi bila tubuh dibaringkan pd suatu permukaan yg tidak mengikuti seluruh lekukan bagian tubuh yg di bawah.
Sebagai dasar dr semua factor penyebab di atas adalah immobilitas. Bila dapat diusahakan pemerataan kontak bagian2 tubuh dgn permukaan alas tidur akan dpt mengurangi besarnya factor tekanan
Keadaan umum yg jelek ditambah suplai darah ke jaringan berkurang pd lanjut usia juga mempunyai peran untuk terjadinya iskemi jaringan dan timbulnya dekubitus
Pengelolaan diawali dgn kewaspadaan mengenal penderita dgn resiko tinggi terjadi dekubitus. Suatu system skor, skor dari Norton cukup praktis untuk penapisan awal dan penilaian selanjutnya dlm kaitan dgn resiko dekubitus. Setelah terjadi dekubitus, tindakan medik disesuaikan dgn sytadium atau derajat dari dekubitus yg dihadapi.
Antenatal Care
Tujuan Asuhan Antenatal
- Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.
- Meningkatkan dan memperahankan kesehatan fisik, mental, sosial ibu dan bayi.
- Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan, dan pembedahan.
- Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
- Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian asi eksklusif.
- Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima keahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.
Kebijakan Program
Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan.
- Satu kali pada triwulan pertama
- Sau kali pada triwulan kedua
- Dua kali pada triwulan ketiga
Pelayanan/asuhan standar minimal termasuk ”7T”:
1. (Timbang) berat badan.
2. Ukur (Tekanan) darah
3. Ukur (Tinggi) fundus uteri
4. Pemberian imunisasi (Tetanus Toksoid) TT lengkap
5. Pemberian (Tablet) zat besi, minimum 90 tablet selama kehamilan.
6. (Tes) terhadap penyakit menular seksual
7. Temu wicara dalam rangka persiapan tujuan.
Pelayanan/asuhan antenatal ini hanya dapat diberikan oleh tenaga esehatan profesional dan tidak
dapat diberikan oleh dukun bayi.
Kunjungan Pertama
Pada kunjungan pertama adalah kesempatan untuk mengenali faktor resiko ibu dan janin. Ibu diberitahu tetang kehamilannya, perencanaan tempat persalinan, juga perawatan bayi dan menyusui. Informasi yang dapat diberikan seperti:
- kegiatan fisik dapat dilakukan dalam batas normal
- kebersihan pribadi khususnya daerah genital harus lebih dijaga karena selama kehamilan terjadi peningkatan sekret vagina
- pemilihan makanan sebaiknya yang bergizi dan tinggi serat
- pemakaian obat harus dikonsultasikan dahulu dengan tenaga kesehatan
- wanita perokok atau peminum harus menghentikan kebiasaanya.
Anamnesis
Pada wanita dengan haid terlambat dan diduga hamil, ditanyakan hari pertama haid terakhkirnya (HPHT). Taksiran partus dapat ditentukan bila HPHT diketahui dan siklus haidya teratur ± 8 hari dengan menggunakan rumus Naegele. Bila ibu lupa HPTP, anyakan hal lain seperti gerakan janin. Untuk primigravida gerakan janin terasa pada kehamilan 8 minggu sedangkan multigravida pada usia 16 minggu. Nausea biasanya hilang pada kehamilan 12-4 minggu.
Tanyakan riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas sebelumnya serta berat bayi yang pernah dilahirkan. Demikian pula riwayat penyakit yang pernah diderita seperti penyakit jantung, paru, ginjal, DM dll. Selain itu, ditanyakan riwayat menstruasi, kesehatan, keluarga, sosial, obstetri, konrasepsi, dan faktor resiko yang mungkin ada pada ibu.
Penambahan Berat badan
Rekomendasi rentang peningkatan berat badan total untuk wanita hamil
KATEGORI BERAT TERHADAP TINGGI SEBELUM HAMIL | PENINGKATAN TOTALYANG DIREKOMENDASIKAN | |
Pon | Kg | |
Ringan (BMI <> Tinggi (BMI > 26,0 -29,0) Gemuk (BMI > 29,0) | 28 – 40 25 – 35 15 -25 ≥ 15 | 12,55 – 18 11,5 – 16 7.0 - 11,5 ≥ 7,0 |
Tablet besi
Jumlah besi yang butuhkan untuk kehamilan tunggal yang normal adalah sekitar 1000 mg (institute of medicine,1990), 350 mg untuk pertumbuan janin dan plasenta, 450 mg untuk peningkatan SDM ibu dan 240 mg untuk kehilangan basal. Tambahan besi dalam bentuk garam ferrous dengan dosis 30 mg/hari biasanya mulai diberikan sejak kunjungan prenatal pertama guna mempertahankan cadangan ibu dan memenuhi kebutuhan janin. Tablet besi sebaiknya tidak diminum bersama teh atau kopi karena akan mengganggu penyerapan.
Tinggi Fundus Uteri
Usia Kehamilan | Tinggi Fundus | |
Dalam cm | Menggunakan petunjuk-petunjuk badan | |
12 minggu | - | Teraba di atas simfisis pubis |
16 minggu | - | Di tengah, antara simfisis pubis dan umbilikus |
20 minggu | 20 cm (±2 cm) | Pada umbilikus |
22-27 minggu | Usia kehamilan dalam minggu = cm (±2 cm) | - |
28 minggu | 28 cm (±2 cm) | Di tengah, anata umbilikus dan prosesus sifoideus |
29-35 minggu | Usia kehamilan dalam minggu = cm (±2 cm) | - |
36 minggu | 36 cm (±2 cm) | Pada prosesus sifoideus |
Imunisasi TT
Antigen | Interval (selang waktu minimal) | Lama perlindungan | % perlindungan |
TT1 | Pada kunjungan antenatal pertama | - | - |
TT2 | 4 minggu setelah TT1 | 3 tahun* | 80 |
TT3 | 6 bulan setelah TT2 | 5 tahun | 95 |
TT4 | 1 tahun setelah TT3 | 10 tahun | 99 |
TT5 | 1 tahun setelah TT4 | 25 tahun/seumur hidup | 99 |
Keterangan: * artinya apabila dalam waktu 3 tahun WUS tersebut melahirkan maka bayi yang dilahirkan akan terlindung dari tetanus neonatorum.
Indahnya kesabaran itu....
Bismillah….,
sabarlah dengan kesabaran yan indah, alangkah dekat jalan keluarnya, barangsiapa yang selalu muroqobah dengan Allah dalam semua urusan, pastilah selamat. Siapa yang membenarkan Allah, niscaya segala rintangan tidak akan mengenainya.
Bertawakkallah pada Allah karena hanya KepadaNya hendaknya orang-orang mu’min bertawakkal. Mohon pertolongan dengan sholat dan sabar. Semoga Allah memerikan pertolonganNya kepada kita semua dan memudahkan segala urusan. Semoga kita semua diberi kemudahan untuk mengamalkannya dan menyampaikan.
Langkah tuk meraih masa depan
Dihadapkanku atas pilihan
langkah yang menentukan arah....
setiap langkah berarti masa depanku
Ya Allah ku memohon yang terbaik dariMu
dalam meraih masa depanku.................
Selalu yang terbaik dariMu
Ku berdo’a kepada Allah,
Minta bunga tapi di beri kaktus berduri
Minta kupu2 tapi diberi ulat
Ku sedih dan kecewa
Namun
Tiba-tiba
Kaktus itu berbunga cantik sekali
Ulat itu berubah jadi kupu2 yang indah sekali.
Begitulah kasih sayang Allah
Karena Allah selalu menjawab do’a hambanya
Ga selalu dengan Ya,
Tapi selalu dengan yang TERBAIK
Moslem
Rank....
Give Your Comment Here
|