About Me

My Photo
BLOGNYA ELHY
makassar, sulawesi selatan, Indonesia
profesi yang menjadi pilihan hidup, dan sangat bangga sebagai seorang perawat. berekspresi, berkreasi, dan berinovatif.... semangat selalu .......
View my complete profile

Followers

Text Widgets

Ketika kau telah menetapkan target yang hendak kau capai, lakukankah, selangkah demi selangkah hingga engkau raih tujuanmu dan Lakukanlah dengan konsisten.
Awalnya memang sulit, namun betapa bahagianya dirimu ketika kau mampu meraihnya.

SELALU SEMANGAT & OPTIMIS
DISERTAI ACTION AND CONSISTENT.

Come On...!!!
Langkahku kini menentukan arah hidupku
arah hidupku menentukan tujuanku
kini adalah saat ini dan waktupun terus bergulir
tapak demi tapak
detik demi detik
tak ada yang tahu kapan terhenti

sedetik begitu berharga
selangkah begitu berarti
tujuanku tercapai
saat ku mulai langkahku saat ini

Created: semangat YA (blognya elhy)

Another Templates

Location...

Pages

Powered By Blogger
Friday, May 14, 2010

PostHeaderIcon Post Op Laparatomy


 

Laparatomy merupakan prosedur pembedahan yang melibatkan suatu insisi pada dinding abdomen hingga ke cavitas abdomen (Sjamsurihidayat dan Jong, 1997). Ditambahkan pula bahwa laparatomi merupakan teknik sayatan yang dilakukan pada daerah abdomen yang dapat dilakukan pada bedah digestif dan obgyn. Adapun tindakan bedah digestif yang sering dilakukan dengan tenik insisi laparatomi ini adalah herniotomi, gasterektomi, kolesistoduodenostomi, hepatorektomi, splenoktomi, apendektomi, kolostomi, hemoroidektomi dfan fistuloktomi. Sedangkan tindkan bedah obgyn yang sering dilakukan dengan tindakan laoparatomi adalah berbagai jenis operasi pada uterus, operasi pada tuba fallopi, dan operasi ovarium, yang meliputi hissterektomi, baik histerektomi total, radikal, eksenterasi pelvic, salpingooferektomi bilateral.

 Ada 4 cara insisi pembedahan yang dilakukan, antara lain (Yunichrist, 2008):

 

a.       Midline incision : Metode insisi yang paling sering digunakan, karena sedikit perdarahan, eksplorasi dapat lebih luas, cepat di buka dan di tutup, serta tidak memotong ligamen dan saraf. Namun demikian, kerugian jenis insis ini adalah terjadinya hernia cikatrialis.  Indikasinya pada eksplorasi gaster, pankreas, hepar, dan lien serta di bawah umbilikus untuk eksplorasi ginekologis, rektosigmoid, dan organ dalam pelvis.

b.      Paramedian, yaitu ; sedikit ke tepi dari garis tengah (± 2,5 cm), panjang (12,5 cm). Terbagi atas 2 yaitu, paramedian kanan dan kiri, dengan indikasi pada jenis operasi lambung, eksplorasi pankreas, organ pelvis, usus bagian  bagian bawah, serta plenoktomi. Paramedian insicion memiliki keuntungan antara lain : merupakan bentuk insisi anatomis dan fisiologis, tidak memotong ligamen dan saraf, dan insisi mudah diperluas ke arah atas dan bawah

c.       Transverse upper abdomen incision, yaitu ; insisi di bagian atas, misalnya pembedahan colesistotomy dan splenektomy.

d.      Transverse lower abdomen incision, yaitu; insisi melintang di bagian bawah ± 4 cm di atas anterior spinal iliaka, misalnya; pada operasi appendectomy

 

b.      Indikasi Tindakan Laparatomi

Ada banyak indikasi dilakukannya laparatomi, dibawah ini akan dipaparkan, diantaranya :

1.      Trauma abdomen (tumpul atau tajam)

Trauma abdomen didefinisikan sebagai kerusakan terhadap struktur yang terletak diantara diafragma dan pelvis yang diakibatkan oleh luka tumpul atau yang menusuk (Ignativicus & Workman, 2006). Dibedakan atas 2 jenis yaitu :

Trauma tembus (trauma perut dengan penetrasi kedalam rongga peritonium) yang disebabkan oleh : luka tusuk, luka tembak. Dan jenis kedua yaitu trauma tumpul (trauma perut tanpa penetrasi kedalam rongga peritoneum) yang dapat disebabkan oleh pukulan, benturan, ledakan, deselerasi, kompresi atau sabuk pengaman (sit-belt).

2.      Peritonitis

Peritonitis adalah inflamasi peritoneum lapisan membrane serosa rongga abdomen, yang diklasifikasikan atas primer, sekunder dan tersier. Peritonitis primer dapat disebabkan oleh spontaneous bacterial peritonitis (SBP) akibat penyakit hepar kronis. Peritonitis sekunder disebabkan oleh perforasi appendicitis, perforasi gaster dan penyakit ulkus duodenale, perforasi kolon (paling sering kolon sigmoid), sementara proses pembedahan merupakan penyebab peritonitis tersier.

3.      Sumbatan pada usus halus dan besar (Obstruksi)

Obstruksi usus dapat didefinisikan sebagai gangguan (apapun penyebabnya) aliran normal isi usus sepanjang saluran usus. Obstruksi usus biasanya mengenai kolon sebagai akibat karsinoma dan perkembangannya lambat. Sebagian dasar dari obstruksi justru mengenai usus halus. Obstruksi total usus halus merupakan keadaan gawat yang memerlukan diagnosis dini dan tindakan pembedahan darurat bila penderita ingin tetap hidup. Penyebabnya dapat berupa  perlengketan (lengkung usus menjadi melekat pada area yang sembuh secara lambat atau pada jaringan parut setelah pembedahan abdomen), Intusepsi      (salah satu bagian dari usus menyusup kedalam bagian lain yang ada dibawahnya akibat penyempitan lumen usus), Volvulus (usus besar yang mempunyai mesocolon dapat terpuntir sendiri dengan demikian menimbulkan penyumbatan dengan menutupnya gelungan usus yang terjadi amat distensi),  hernia (protrusi usus melalui area yang lemah dalam usus atau dinding dan otot abdomen), dan tumor (tumor yang ada dalam dinding usus meluas kelumen usus atau tumor diluar usus menyebabkan tekanan pada dinding usus).

4.      Apendisitis mengacu pada radang apendiks, suatu tambahan seperti kantong yang tak berfungsi terletak pada bagian inferior dari sekum. Penyebab yang paling umum dari apendisitis adalah obstruksi lumen oleh fases yang akhirnya merusak suplai aliran darah dan mengikis mukosa menyebabkan inflamasi.

5.      Tumor abdomen

6.      pancreatitis (inflammation of the pancreas)

7.      abscesses (a localized area of infection)

8.      adhesions (bands of scar tissue that form after trauma or surgery)

9.      diverticulitis (inflammation of sac-like structures in the walls of the intestines)

10.  intestinal perforation

11.  ectopic pregnancy (pregnancy occurring outside of the uterus)

12.  foreign bodies (e.g., a bullet in a gunshot victim)

13.  internal bleeding

c.       Post Op Laparatomi

Post op atau Post operatif Laparatomi merupakan tahapan setelah proses pembedahan pada area abdomen (laparatomi) dilakukan. Dalam Perry dan Potter (2005) dipaparkan bahwa tindakan post operatif dilakukan dalam 2 tahap yaitu periode pemulihan segera dan pemulihan berkelanjutan setelah fase post operatif. Proses pemulihan tersebut membutuhkan perawatan post laparatomi. Perawatan post laparatomi adalah bentuk pelayanan perawatan yang di berikan kepadaklien yang telah menjalani operasi pembedahan abdomen.

Tujuan perawatan post laparatomi, antara lain:

1.      Mengurangi komplikasi akibat pembedahan.

2.      Mempercepat penyembuhan.

3.      Mengembalikan fungsi klien semaksimal mungkin seperti sebelum operasi.

4.      Mempertahankan konsep diri klien.

5.      Mempersiapkan klien pulang.

 Komplikasi

1.      Syok

Digambarkan sebagai tidak memadainya oksigenasi selular yang disertai dengan ketidakmampuan untuk mengekspresikan produk metabolisme. Manifestasi Klinis :

a.       Pucat

b.      Kulit dingin dan terasa basah

c.       Pernafasan cepat

d.      Sianosis pada bibir, gusi dan lidah

e.       Nadi cepat, lemah dan bergetar

f.       Penurunan tekanan nadi

g.      Tekanan darah rendah dan urine pekat.

2.      Hemorrhagi

a.       H. Primer : terjadi pada waktu pembedahan

b.      H. Intermediari : beberapa jam setelah pembedahan ketika kenaikan tekanan darah ke tingkat normalnya melepaskan bekuan yang tersangkut dengan tidak aman dari pembuluh darah yang tidak terikat

c.       H. Sekunder : beberapa waktu setelah pembedahan bila ligatur slip karena pembuluh darah tidak terikat dengan baik atau menjadi terinfeksi atau mengalami erosi oleh selang drainage.

Manifestasi Klinis Hemorrhagi : Gelisah, , terus bergerak, merasa haus, kulit dingin-basah-pucat, nadi meningkat, suhu turun, pernafasan cepat dan dalam, bibir dan konjungtiva pucat dan pasien melemah.

3.      Gangguan perfusi jaringan sehubungan dengan tromboplebitis.

Tromboplebitis postoperasi biasanya timbul 7 - 14 hari setelah operasi. Bahaya besar tromboplebitis timbul bila darah tersebut lepas dari dinding pembuluh darah vena dan ikut aliran darah sebagai emboli ke paru-paru, hati, dan otak.

4.      Buruknya integriats kulit sehubungan dengan luka infeksi.

Infeksi luka sering muncul pada 36 - 46 jam setelah operasi. Organisme yang paling sering menimbulkan infeksi adalah stapilokokus aureus, mikroorganisme; gram positif. Buruknya integritas kulit sehubungan dengan dehisensi luka atau eviserasi. Dehisensi luka merupakan terbukanya tepi-tepi luka. Eviserasi luka adalah keluarnya organ-organ dalam melalui insisi.Faktor penyebab dehisensi atau eviserasi adalah infeksi luka, kesalahan menutup waktu pembedahan, ketegangan yang berat pada dinding abdomen sebagai akibat dari batuk dan muntah.

 

Pencegahan dan Penanganan Komplikasi

1. Syok

Pencegahan :

a.       Terapi penggantian cairan

b.      Menjaga trauma bedah pda tingkat minimum

c.       Pengatasan nyeri dengan membuat pasien senyaman mungkin dan dengan menggunakan narkotik secara bijaksana

d.      Pemakaian linen yang ringan dan tidak panas (mencegah vasodilatasi)

e.       Ruangan tenang untuk mencegah stres

f.       Posisi supinasi dianjurkan untuk memfasilitasi sirkulasi

g.      Pemantauan tanda vital

Pengobatan :

a.       Pasien dijaga tetap hangat tapi tidak sampai kepanasan

b.      Dibaringkan datar di tempat tidur dengan tungkai dinaikkan

c.       Pemantauan status pernafasan dan CV

d.      Penentuan gas darah dan terapi oksigen melalui intubasi atau nasal kanul jika diindikasikan

e.       Penggantian cairan dan darah kristaloid (ex : RL) atau koloid (ex : komponen darah, albumin, plasma atau pengganti plasma)

f.       Terapi obat : kardiotonik (meningkatkan efisiensi jantung) atau diuretik (mengurangi retensi cairan dan edema)

2.      Hemorrhagi

Penatalaksanaan :

1.      Pasien dibaringkan seperti pada posisi pasien syok

2.      Sedatif atau analgetik diberikan sesuai indikasi

3.      Inspeksi luka bedah

4.      Balut kuat jika terjadi perdarahan pada luka operasi

5.      Transfusi darah atau produk darah lainnya

6.      Observasi Vital Signs.

3.      Gangguan perfusi jaringan sehubungan dengan tromboplebitis.

Pencegahan tromboplebitis yaitu latihan kaki post operasi dan ambulatif dini.

4.      Buruknya integriats kulit sehubungan dengan luka infeksi.

Tindakan pengendalian :

a.       Dorongan kepada pasien untuk batuk dan nafas efektis serta sering mengubah posisi

b.      Penggunaan peralatan steril

c.       Antibiotik dan antimikroba

d.      Mempraktikkan teknik aseptik

e.       Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien

f.       Pencegahan kerusakan kulit

g.      Pantau tanda-tanda hemorrhagi dan drainage abnormal

h.      Pantau adanya perdarahan

i.        Perawatan insisi dan balutan

j.        Penggantian selang intravena dan alat invasif lainnya sesuai program.

 

Intervensi untuk meningkatkan penyembuhan

1.      Meningkatkan intake makanan tinggi protein dan vitamin c.

2.      Menghindari obat-obat anti radang seperti steroid.

3.      Pencegahan infeksi.

4.      Pengembalian Fungsi fisik.

Pengembalian fungsi fisik dilakukan segera setelah operasi dengan latihan napas dan batuk efektf, latihan mobilisasi dini.

5.      Mempertahankan konsep diri.

Gangguan konsep diri : Body image bisa terjadi pada pasien post laparatomy karena adanya perubahan sehubungan dengan pembedahan. Intervensi perawatan terutama ditujukan pada pemberian support psikologis, ajak klien dan kerabat dekatnya berdiskusi tentang perubahan-perubahan yang terjadi dan bagaimana perasaan pasien setelah operasi.


Source:

Corwin Elizabeth, 2001, Patofisiologi, EGC, Jakarta.

Doegoes, Moorhouse, & Geissler 2000, Rencana asuhan keperawatan edisi 3, EGC, Jakarta.

Encyclopedia of Surgery, 2002, Laparotomy, exploratory, http://www.encyclopedia.com/doc/1G2-3406200259.html.

Ignativicus, Donna D ; Workman, 2006, Medical Surgical Nursing Critical Thinking for Collaborative Care, Elsevier Saunders, USA.

Potter & Perry, 2005, Buku Ajar Fundamental Keperawatan Volume 2, EGC, Jakarta.

Sjamsurihidayat dan Jong, 1997, Buku Ajar Ilmu Bedah, EGC, Jakarta.

Smetzer S C, Bare B G, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Volume 2, EGC, Jakarta.

Soeparman, dkk. Ilmu Penyakit Dalam : Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 1987, Edisi II.

Wikipedia, 2010, Laparatomy, diakses pada 11 April 2010, http://en.wikipedia.org/wiki/Laparotomy.

Yenichrist, 2008, Askep Post-Operatif: Peran Perawat Pasca Operatif, diakses pada 10 April 2010,  http://www.yenibeth/wordpress.com/2008/07/01/100/.


1 comments:

Uni_ZahraH BUNGA BERSERI said...

ijin share y eli...
btw aku sudah punya blog tapi belum bagus2 amat.ni klo mau berkunjung http://13juni1987.blogspot.com/

Indahnya kesabaran itu....

Bismillah….,

sabarlah dengan kesabaran yan indah, alangkah dekat jalan keluarnya, barangsiapa yang selalu muroqobah dengan Allah dalam semua urusan, pastilah selamat. Siapa yang membenarkan Allah, niscaya segala rintangan tidak akan mengenainya.

Bertawakkallah pada Allah karena hanya KepadaNya hendaknya orang-orang mu’min bertawakkal. Mohon pertolongan dengan sholat dan sabar. Semoga Allah memerikan pertolonganNya kepada kita semua dan memudahkan segala urusan. Semoga kita semua diberi kemudahan untuk mengamalkannya dan menyampaikan.

Langkah tuk meraih masa depan

Dihadapkanku atas pilihan

langkah yang menentukan arah....

setiap langkah berarti masa depanku

Ya Allah ku memohon yang terbaik dariMu

dalam meraih masa depanku.................

Selalu yang terbaik dariMu

Ku berdo’a kepada Allah,

Minta bunga tapi di beri kaktus berduri

Minta kupu2 tapi diberi ulat

Ku sedih dan kecewa

Namun

Tiba-tiba

Kaktus itu berbunga cantik sekali

Ulat itu berubah jadi kupu2 yang indah sekali.

Begitulah kasih sayang Allah

Karena Allah selalu menjawab do’a hambanya

Ga selalu dengan Ya,

Tapi selalu dengan yang TERBAIK

Rank....

Give Your Comment Here

Name :
Web URL :
Message :
:) :( :D :p :(( :)) :x

Ingat Waktu ya

Links

Kuwait

Kuwait