About Me
- BLOGNYA ELHY
- makassar, sulawesi selatan, Indonesia
- profesi yang menjadi pilihan hidup, dan sangat bangga sebagai seorang perawat. berekspresi, berkreasi, dan berinovatif.... semangat selalu .......
Followers
Text Widgets
Awalnya memang sulit, namun betapa bahagianya dirimu ketika kau mampu meraihnya.
SELALU SEMANGAT & OPTIMIS
DISERTAI ACTION AND CONSISTENT.
Come On...!!!
arah hidupku menentukan tujuanku
kini adalah saat ini dan waktupun terus bergulir
tapak demi tapak
detik demi detik
tak ada yang tahu kapan terhenti
sedetik begitu berharga
selangkah begitu berarti
tujuanku tercapai
saat ku mulai langkahku saat ini
Created: semangat YA (blognya elhy)
Links Fave
Another Templates
Pages
MOTIVASI
Menurut Sedarmayanti (2001 dalam Samsudin 2005), motivasi dapat diartikan sebagai suatu daya pendorong (driving force) yang menyebabkan orang berbuat sesuatu atau yang diperbuat karena takut akan sesuatu.
Handerson (2002) mengatakan motivasi ibarat api di dalam pikiran seseorang yang terkadang besar membara kadang juga redup, tergantung kondisi mentalnya. Jika seseorang ingin menggapai kesuksesan, motivasi adalah panas api yang harus dijaga jangan sampai padam, karena padamnya motivasi berarti kehilangan bahan bakar untuk menggerakkan mesin tubuh ini untuk menggapai tujuan.
Dari berbagai macam definisi motivasi, Stanford (1970 dalam Mustikasari 2005) mengemukakan, ada tiga hal penting dalam pengertian motivasi yaitu hubungan antara kebutuhan, dorongan, dan tujuan. Kebutuhan muncul karena adanya sesuatu yang kurang dirasakan oleh seseorang, baik fisologis maupun psikologis. Dorongan merupakan arahan untuk memenuhi kebutuhan tadi, sedangkan tujuan adalah akhir dari satu siklus motivasi.
Apa yang kita lakukan dalam keseharian kita senantiasa dibayangi oleh adanya motivasi. Begitupula bagi seorang perawat, faktor motivasilah yang membuat beberapa diantara mereka datang ke tempat kerja tepat waktu, bekerja keras dan tanpa kesalahan, mempertahankan sikap yang menyenangkan, dan memenuhi semua standar kinerja, penampilan fisik, dan perilaku. Namun tidak sedikit pula diantara perawat tersebut justru melakukan hal yang sebaliknya. Hal ini tidak berarti bahwa orang-orang ini tidak baik, organisasi di tempat kerjanya mungkin tidak menggunakan cara yang tepat untuk membuat mereka produktif, bermanfaat, dan kurang menjadikan mereka sebagai pekerja yang puas.
Begitu pentingnya faktor motivasi dalam meningkatkan performa kerja seseorang. Dan disinilah letak tugas seorang manajer keperawatan untuk tidak mengindahkan bahwa begitu pentingnya memberikan motivasi kepada staf dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Seorang manajer haruslah mampu menganalisis situasi, merumuskan masalah, dan mengidenntifikasi penyebab dari permasalahan yang timbul dengan menggunakan pendekatan problem solving melalui penerapan beberapa teori motivasi.
Problem solving (pemecahan masalah) didefinisikan sebagai suatu proses penghilangan perbedaan atau ketidak-sesuaian yang terjadi antara hasil yang diperoleh dan hasil yang diinginkan. Salah satu bagian dari proses pemecahan masalah adalah pengambilan keputusan (decision making), yang didefinisikan sebagai memilih solusi terbaik dari sejumlah alternatif yang tersedia. Pengambilan keputusan yang tidak tepat, akan mempengaruhi kualitas hasil dari pemecahan masalah yang dilakukan(Hunsaker 2005 dalam Lasmahadi 2005).
Metode pemecahan masalah yang cukup terkenal dan digunakan oleh banyak perusahaan ataupun organisasi adalah menggunakan metode secara analitis. Secara luas dapat diterima bahwa untuk meningkatan kualitas individu dan organisasi, langkah penting yang perlu dilakukan adalah mempelajari dan menerapkan metode pemecahan masalah secara analitis (Juran 1988; Ichikawa 1986; Riley 1998 dalam Lasmahadi 2005). Melalui metode ini dapat memahami seluruh informasi yang terdapat pada suatu kasus, menganalisis situasi untuk mengetahui apa yang sedang terjadi, dan memutuskan tindakan apa yang harus segera dilakukan untuk memecahkan masalah.
Whetten & Cameron (2002 dalam Lasmahadi 2005) mengungkapkan bahwa kemampuan untuk melakukan pemecahan masalah adalah keterampilan yang dibutuhkan oleh hampir semua orang dalam setiap aspek kehidupannya. Jarang sekali seseorang tidak menghadapi masalah dalam kehidupannya sehari-hari. Pekerjaan seorang manajer, secara khusus, merupakan pekerjaan yang mengandung unsur pemecahan masalah di dalamnya.
Dalam kaitannya dengan motivasi kerja, Maslow menyusun sebuah hirarki tentang kebutuhan manusia. Hirarki-hirarki tersebut dari tingkatan yang paling bawah ke tingkatan yang paling atas meliputi kebutuhan fisik, keamanan, sosial, kebutuhan akan harga diri, dan aktualisasi diri (Siegel & Lane 1987 dalam Anwari 2000)
Anwari (2000) mengatakan bahwa motivasi yang tumbuh dalam diri seseorang tergantung pada keberadaannya dalam sebuah hirarki kebutuhan. Tingkat yang lebih tinggi timbul jika tingkat yang lebih rendah terpuaskan. Semakin tinggi keberadaan seseorang dalam hirarki tersebut, maka semakin tinggi pula motivasinya melakukan hal-hal besar demi mencapai sebuah sukses dan prestasi.
Seorang manajer melihat setiap hirarki kebutuhan ini pada setiap perawat yang dibawahinya. Model motivasi yang dikembangkan sangat beragam antara perawat yang satu dengan yang lainnya. Perawat yang masih berada pada tingkatan pemenuhan kebutuhan fisik pola motivasinya tentu saja berbeda dengan perawat yang sudah berada pada tahap aktualisasi diri.
Dengan mengetahui jenjang kebutuhan seseorang, manajer merumuskan bentuk-bentuk motivasi yang sesuai dan lebih terfokus kepada tingkatan kebutuhan dari seseorang.
Sementara teori motivasi yang dikembangkan oleh Frederick Herzberg tahun 1966 merupakan pengembangan dari teori hirarki kebutuhan menurut Maslow. Ia menyimpulkan bahwa ketidakpuasan kerja dan kepuasan kerja dalam bekerja muncul dari dua factor yang terpisah (Samsudin, 2005).
Menurut teori ini, dalam Samsudin (2005) dipaparkan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi kondisi pekerjaan seseorang, yaitu faktor pemuas (motivation factor) yang disebut juga dengan satisfier atau intrinsic motivation dan faktor kesehatan (hygienes) yang juga disebut disatisfier atau ekstrinsic motivation. Teori Herzberg ini melihat ada dua faktor yang mendorong karyawan termotivasi yaitu faktor intrinsik yaitu daya dorong yang timbul dari dalam diri masing-masing orang, dan faktor ekstrinsik yaitu daya dorong yang datang dari luar diri seseorang, terutama dari organisasi tempatnya bekerja. Adapun yang merupakan faktor motivasi menurut Herzberg adalah: pekerjaan itu sendiri, prestasi yang diraih (achievement), peluang untuk maju (advancement), pengakuan orang lain (ricognition), tanggung jawab (responsible). Sedangkan faktor hygienis terdiri dari : kompensasi, kondisi kerja, status, suvervisi, hubungan antara manusia, dan kebijaksanaan perusahaan.
SOURCES:
Anwari, 2000, Motivasi: Perangkat Analisis untuk Para Manajer. Usahawan. Diakses pada 10 Mei 2008. <http://www.lmfeui.com/uploads/file112-XXIX-Desember-2000.PDF>.
Handerson, R 2002, Memotivasi Orang lain, Sinar Harapan, diakses 10 Mei 2008, <www.sinarharapan.co.id/ekonomi/mandiri/2002/01/4/man01.html>.
Lasmahadi, A 2005, Pemecahan Masalah Secara Analitis & Kreatif (Bagian-1), e-psikologi.com, diakses 10 Mei 2008, <http://www.e-psikologi.com/manajemen/index/151205.htm>.
Mustikasari, 2007, Motivasi, PPNI, Diakses 10 Mei 2008,. <www.inna-ppni.or.id/index.php?name=News&file=print&sid=134>.
Samsudin, 2005. Bab 2 8 Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1. Tinjauan Penelitian Sebelumnya. diakses 10 Mei 2008, <http://www.damandiri.or.id/file/samsudinunairbab2.pdf>.
Swansberg, R & Swansberg L 2001, Pengembangan Staf Keperawatan, EGC, Jakarta.
TUMOR OTAK
2.1 Definisi
Secara umum tumor diartikan sebagai pertumbuhan baru dimana terdapat diferensiasi sel, maturasi, dan kontrol pertumbuhan yang abnormal. Menurut Ruppert Willis, tumor (neoplasma) adalah massa jaringan abnormal dengan pertumbuhan yang berlebihan dan tidak terkoordinasi dengan pertumbuhan jaringan yang normal meskipun stimulus yang menimbulkan perubahan tersebut dihilangkan atau berhenti. Pada dasarnya awal semua jenis neoplasma adalah hilangnya tanggapan terhadap kendali pertumbuhan normal. Masa abnormal ini bertujuan menggerogoti sel jaringan yang normal (Kandouw 2006).
Otak sebagai bagian dari sistem persarafan manusia memiliki massa 2 % dari berat badan orang dewasa. Otak merupakan jaringan yang paling banyak memakai energi dalam seluruh tubuh manusia dan terutama berasal dari proses metabolisme oksidasi glukosa. Jaringan otak sangat rentan dan kebutuhan akan oksigen dan glukosa melalui aliran darah adalah konstan. Metabolisme otak merupakan proses yang tetap dan kontinu, tanpa ada masa istirahat. Aktivitas otak yang takpernah berhenti ini berkaitan dengan fungsinya yang kritis sebagai pusat integrasi dan koordinasi organ-organ sensorik dan sistem efektor perifer tubuh, dan fungsi sebagai pengatur informasi yang masuk, simpanan pengalaman, impuls yang keluar dan tingkah laku (Price & Wilson 1995).
Tumor otak, sebuah tumor intrakranial yang terbentuk oleh pembelahan sel abnormal dan tidak terkontrol, yang terdapat pada otak itu sendiri (neuron, sel-sel glia, pembuluh-pembuluh darah), pada nervus cranialis, pada meninges, tulang tengkorak, kelenjar pineal dan pituitary, ataupun menyebar ke organ lainnya (Wikipedia 2008).
Dalam Brunner & Suddarth (2002) dipaparkan bahwa tumor otak merupakan lesi yang terletak pada intrakranial yang menempati ruang didalam tengkorak. Tumor-tumor selalu bertumbuh sebagai sebuah massa yang berbentuk bola tetapi juga dapat tumbuh menyebar, masuk kedalam jaringan. Neoplasma terjadi akibat dari kompresi dan infiltrasi jaringan. Akibat perubahan fisik bervariasi, yang menyebabkan beberapa atau senua kejadian patofisiologis sebagai berikut:
§ Peningkatan tekanan intrakranial (TIK) dan edema serebral.
§ Aktivitas kejang dan tanda-tanda neurologis fokal
§ Hidrosefalus
§ Gangguan fungsi hipofise
WHO membagi tingkatan tumor dalam 4 tingkatan, yaitu
Derajat I
n Pertumbuhan sel lambat
n Nampak hampir normal dibawah mikroskop
n Paling sedikit tipe malignant
n Memiliki harapan hidup yang lebih lama
Derajat II
n Secara relatif pertumbuhan sel melambat
n Nampak sedikit abnormal dibawah mikroskop
n Dapat menyerang jaringan normal yang berdekatan
n Dapat timbul sebagai tumor tingkatan III
Derajat III
n Secara aktif mereproduksi sel-sel yang abnormal
n Nampak abnormal dibawah mikroskop
n Menyerang jaringan otak normal
n Cenderung untuk timbul pada tingkatan yang lebih tinggi
Derajat IV
n Sel-sel abnormal direroduksi secara cepat
n Sangat nampak abnormal dibawah mikroskop
n Membentuk pembuluh-pembuluh darah untuk mempertahan pertumbuhan yang cepat
2.3 Etiologi
Penyebab tumor otak tidak diketahui secara pasti, tetapi para peneliti telah mencoba mencari jawaban terhadap masalah ini. Para peneliti memaparkan bahwa ada beberapa faktor-faktor risiko tertentu yang dapat berkembang menjadi tumor otak. Diantaranya:
1. Faktor Hereditas,
2. Radiasi,
3. terpapar infeksi bakteri atau virus,
4. Faktor Diet
5. Penggunaan bahan kimia di industri ataupun di rumah
6. Usia
2.5 Manifestasi Kliniis
Tumor otak bisa mengenai segala usia, tapi umumnya pada usia dewasa muda atau pertengahan. Sebagian ahli menyatakan insidens pada laki-laki lebih banyak dibanding wanita, tapi sebagian lagi menyatakan tak ada perbedaan insidens antara pria dan wanita.
Manifestasi klinis tumor otak tergantung dari beberapa faktor, antara lain :
n Jenis dan sifat tumor
n Kecepatan pertumbuhan dan penyebaran
n Lokalisasi tumor
n Kecepatan kenaikan tekanan intrakranial.
Gejala Umum
Adapun gejala umum yang terjadi disebabkan karena gangguan fungsi serebral akibat edema otak dan tekanan intrakranial yang meningkat. Gejala spesifik terjadi akibat destruksi dan kompresi jaringan saraf, bisa berupa nyeri kepala, muntah, kejang, penurunan kesadaran, gangguan mental, gangguan visual dan sebagainya. Edema papil dan defisit neurologis lain biasanya ditemukan pada stadium yang lebih lanjut.
n Nyeri Kepala (Headache)
Nyeri kepala biasanya terlokalisir, tapi bisa juga menyeluruh. Biasanya muncul pada pagi hari setelah bangun tidur dan berlangsung beberapa waktu, datang pergi (rekuren) dengan interval tak teratur beberapa menit sampai beberapa jam. Serangan semakin lama semakin sering dengan interval semakin pendek. Nyeri kepala ini bertambah hebat pada waktu penderita batuk, bersin atau mengejan (misalnya waktu buang air besar atau koitus). Nyeri kepaia juga bertambah berat waktu posisi berbaring, dan berkurang bila duduk. Penyebab nyeri kepala ini diduga akibat tarikan (traksi) pada pain sensitive structure seperti dura, pembuluh darah atau serabut saraf. Nyeri kepala merupakan gejala permulaan dari tumor otak yang berlokasi di daerah lobus oksipitalis.
n Muntah
Lebih jarang dibanding dengan nyeri kepala. Muntah biasanya proyektil (menyemprot) tanpa didahului rasa mual, dan jarang terjadi tanpa disertai nyeri kepala.
n Edema Papil
Keadaan ini bisa terlihat dengan pemeriksaan funduskopi menggunakan oftalmoskop. Gambarannya berupa kaburnya batas papil, warna papil berubah menjadi lebih kemerahan dan pucat, pembuluh darah melebar atau kadang-kadang tampak terputus-putus. Untuk mengetahui gambaran edema papil seharusnya kita sudah mengetahui gambaran papil normal terlcbih dahulu. Penyebab edema papil ini masih diperdebatkan, tapi diduga akibat penekanan terhadap vena sentralis retinae. Biasanya terjadi bila tumor yang lokasi atau pembesarannya menckan jalan aliran likuor sehingga mengakibatkan bendungan dan terjadi hidro-sefalus interim.
n Kejang
Ini terjadi bila tumor berada di hemisfer serebri serta merangsang korteks motorik. Kejang yang sifatnya lokal sukar dibedakan dengan kejang akibat lesi otak lainnya, sedang kejang yang sifatnya umum/general sukar dibedakan dengan kejang karena epilepsi. Tapi bila kejang terjadi pertama kali pada usia dekade III dari kehidupan harus diwaspadai kemungkinan adanya tumor otak.
Gejala Psikiatrik
Selain gejala fisik yang dialami oleh seseorang yang menderita tumor otak juga mengalami gejala psikiatri. Gejala psikiatri yang sering timbul pada tumor otak antara lain:
n Gangguan fungsi intelek; yang paling menonjol ialah menurunnya fungsi pertimbangan dan tata sosial pada umumnya. Kelakuan ini tergantung pada jenis dan lokalisasi tumor serta gambaran kepribadian premorbid.
n Gangguan fungsi berbahasa; gejala ini biasanya mengaburkan gejala psikiatri lain namun justru pada kasus demikian perlu diperiksa lebih teliti.
n Hilangnya daya ingat; terutama atas peristiwa yang baru saja terjadi, sedang peristiwa yang sudah lama kadang-kadang masih diingat baik.
n Gangguan emosi; pasien menjadi Icbih Ickas marah, atau dapat pula dalam keadaan depresi.
n Kemunduran taraf kecerdasan secara umum.
n Gangguan orientasi.
n Kelainan dan perubahan tingkah laku/kepribadian (personality changes).
n Gejala-gejala neurologik yang samar.
Di samping gejala-gejala psikiatri yang timbul akibat tumor otak, juga timbul reaksi dari pasien terhadap penyakit tersebut antara lain :
1) Stres emosional meliputi terapi/perawatan dan prognosisnya serta problem biaya.
2) Sikap pasien terhadap tumor otak :
a) Menerima apa adanya (accepting the diagnosis).
b) Sedih dan bingung (apprehension ).
c) Acuh tak acuh dengan penyakitnya (apathy).
d) Berusaha mencari berbagai upaya penyembuhan.
e) Cemas menghadapi kematian.
3) Timbulnya keluhan fisik dan psikis yang umumnya berlatar belakang pada rasa cemas, depresi dan penolakan terhadap penyakitnya.
2.6 Faktor –faktor Prognostik sebagai Pertimbangan Penatalaksanaan
Usia
General Health
Ukuran Tumor
Lokasi Tumor
Jenis Tumor
2.7 Evaluasi diagnostik
Riwayat penyakit dan cara dimana gejala-gejala yang muncul penting dalam mendiagnosis tumor otak. Sebuah pengkajian neurologik mengindikasikan daerah sistem saraf pusat yang terpengaruh. Untuk membantu menentukan lokasi jejas yang tepat, sebuah deretan pengujian dilakukan.
n Elektroensefalografi (EEG)
Elektroencephalogram (EEG) dapat mendeteksi gelombang otak abnormal pada daerah yang ditempati tumor dan dapat memungkinkan untuk mengevaluasi lobus temporal pada waktu kejang.
n Computerized Tomografi (CT Scan)
CT merupakan suatu pemeriksaan yang mudah, sederhana dan non-invasif sehingga CT sangat sesuai untuk follow-up dan pengawasan hasil terapi bedah maupun radiasi pada neoplasma intrakranial. CT sudah menjadi salah satu sarana neurodiagnostik yang terpilih untuk mendiagnosis neoplasma intrakranial karena mempunyai ketepatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan sarana neurodiagnostik konvensional yang tersedia. Pencitraan CT memberikan informasi yang spesifik menyangkut jumlah, ukuran dan kepadatan jejas tumor dan meluasnya edema serebral sekunder. Alat ini juga memberi informasi tentang sistem ventrikuler. CT mempunyai kemampuan yang akurat untuk menentukan lokasi dan ekstensi suatu neoplasma; balk dengan potongan aksial maupun koronal sehingga CT dapat membantu menentukan lapangan penyinaran radioterapi dengan tepat. Namun, CT mempunyai keterbatasan dalam menentukan diagnosis patologi suatu neoplasma secara tepat tanpa angiografi dan biopsi bedah, karena gambaran CT suatu neoplasma intrakranial sering menyerupai satu sama lainnya.
n Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Dengan MRI + kontras Gadolinium DTPA diagnosis tumor otak dapat lebih jelas (sensitivitasnya tinggi dibandingkan CT Scan) baik untuk tumor supratentorial dan khusus fossa posterior. Potongan dapat menghasilkan tiga dimensi sehingga memudahkan ahli bedah saraf inencntukan teknik operasi. MRI membantu dalam mendiagnosis tumor otak, ini digunakan untuk menghasilkan deteksi jejas yang kecil; alat ini juga umumnya untuk membantu dalam mendeteksi tumor-tumor didalam batang otak dan daerah hipofisis, dimana tulang mengganggu dalam gembaran yang menggunakan CT.
n Penelitian sitologis pada cairan serebrospinal (CSF) dapat dilakukan untuk mendeteksi sel-sel ganas, karena tumor-tumor pada sistem saraf pusat mampu menggusur sel-sel kedalam cairan serebrospinal
n Biopsi stereotaktik bantuan komputer (3 dimensi) dapat digunakan untuk mendiagnosis kedudukan tumor yang dalam dan untuk memberikan dasar pengobatan dan informasi prognosis. Angiografi serebral memberikan gambaran pembuluh darah serebral dan letak tumor serebral.
2.8 Penatalaksanaan medis
Menggunakan tiga metode utama:
– Surgery
– Radiotherapy
– Chemotherapy
Penatalaksanaan dapat menginduksi perubahan struktur dan fungsional otak yang meninggalkan efek samping yang lama (masalah bicara dan bahasa).
Indahnya kesabaran itu....
Bismillah….,
sabarlah dengan kesabaran yan indah, alangkah dekat jalan keluarnya, barangsiapa yang selalu muroqobah dengan Allah dalam semua urusan, pastilah selamat. Siapa yang membenarkan Allah, niscaya segala rintangan tidak akan mengenainya.
Bertawakkallah pada Allah karena hanya KepadaNya hendaknya orang-orang mu’min bertawakkal. Mohon pertolongan dengan sholat dan sabar. Semoga Allah memerikan pertolonganNya kepada kita semua dan memudahkan segala urusan. Semoga kita semua diberi kemudahan untuk mengamalkannya dan menyampaikan.
Langkah tuk meraih masa depan
Dihadapkanku atas pilihan
langkah yang menentukan arah....
setiap langkah berarti masa depanku
Ya Allah ku memohon yang terbaik dariMu
dalam meraih masa depanku.................
Selalu yang terbaik dariMu
Ku berdo’a kepada Allah,
Minta bunga tapi di beri kaktus berduri
Minta kupu2 tapi diberi ulat
Ku sedih dan kecewa
Namun
Tiba-tiba
Kaktus itu berbunga cantik sekali
Ulat itu berubah jadi kupu2 yang indah sekali.
Begitulah kasih sayang Allah
Karena Allah selalu menjawab do’a hambanya
Ga selalu dengan Ya,
Tapi selalu dengan yang TERBAIK
Moslem
Blog Archive
Rank....
Give Your Comment Here
|